Konon, dalam dunia sepak bola tidak dikenal latar belakang sosial. Di dalam sepak bola hanya ada satu agama, budaya, suku, dan ras. Akan tetapi, tidak selamanya sepak bola berhasil menyatukan para penggemarnya. Fanatisme berlebihan yang ditunjukkan para suporternya membuat wajah sepak bola menjadi garang dan sangat mengerikan. Dari fanatisme kemudian lahir bibit-bibit hooligan, yaitu manusia-manusia agresif dan brutal bila tim kesayangan yang digadang-gadang untuk menang menjadi pecundang.
Bagi penggila sepak bola, istilah hooligan bukanlah kosa kata asing
lagi. Sebutan hooligan merujuk pada fans fanatik Inggris yang hampir di
setiap pertandingan berbuat ulah, ricuh dan rusuh. Dalam banyak kasus,
terlebih saat Inggris mengalami kekalahan dalam pertandingan tandang
maupun di kandang sendiri, hooligan kerap berurusan dengan kepolisian
karena tidak menunjukkan perilaku sportif yang berujung anarkistis.
Jika melihat tampilan para hooligan, dalam keadaan biasa, memang lucu
kelihatannya. Namun, begitu mereka beraksi, tak ada lagi yang patut
ditertawakan. Mereka suka mabuk-mabukan, muntah, dan kencing
sembarangan. Berkelahi dengan siapa saja yang dijumpainya, terutama
terhadap pendukung musuh kesebelasannya. Polisi pun tidak segan
dilabrak.
Penyakit hooliganisme tersebut kini menular ke seluruh penjuru dunia,
mulai dari daratan Eropa, ujung Afrika, pedalaman Cina hingga pelosok
Indonesia. Bahkan, hooliganisme di negeri ini selain mendorong anarkisme
di dalam stadion, juga menyulut vandalisme di luar stadion.
Istilah hooliganisme muncul sejak akhir abad ke 19, tepatnya pada 1898
di Inggris. Tak heran jika Inggris adalah gudang penghasil hooligan
yang paling padat. Sementara studi mengenai suporter sepak bola dimulai
akhir 1960-an. Sejak itu pula, ada kepedulian politis, sosial, dan
media yang besar terhadap hooliganisme sepak bola Inggris.
Puncak aksi hooliganisme terjadi pada 29 Mei 1985 ketika suporter
Liverpool menyerang suporter Juventus dalam final Champions Cup di
Stadion Heysel, Brussel, Belgia. Peristiwa ini bermula dari pendukung
masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Kemudian, para
pendukung Juventus mulai melemparkan kembang api ke arah pendukung
Liverpool. Huru-hara pun meledak. Akibat peristiwa itu, 39 orang tewas
mengenaskan.
Kisah-kisah kekerasan hooligan terus mewarnai dunia sepak bola, termasuk
dalam pertandingan derby. Di Skotlandia, yang paling sering terjadi
adalah perang antar-suporter Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers. Celtic
adalah klub yang dianggap mewakili agama Katolik, sedangkan Rangers
mewakili Protestan.
Masing-masing hooligan siap bertaruh nyawa. Suporter Rangers sering
menamakan diri Billy Boys, yakni geng yang menghabisi umat Katolik
Glasgow semasa Perang Dunia I dan II. Akibatnya, derby kedua klub ini
selalu panas. Pendukung kedua klub pun sering terlibat bentrok sebab
setiap Celtic dan Rangers bertanding, olok-olokan suporter saling
menyerang identitas agama kedua pihak.
Di Italia, pertandingan derby Inter Milan versus AC Milan disebut-sebut
sebagai perang kaum miskin (Milan) melawan kaum kaya (Inter). Konteks
yang sama terjadi pula di Turki. “Derby Istanbul” yang memertemukan
Fenerbahce versus Galatasaray adalah pertandingan yang dianggap sebagai
perang kaum miskin (Fenerbahce) versus aristokrat (Galatasaray).
kalo di Indonesia banyak yang udah pada tau lah perseteruan antara tim
Ibukota Persija dengan tim dari Bandung yaitu Persib..juga rivalitas
antara 2 jawara Jawa Timur yaitu Arema dan Persebaya kaya apa..itu baru
sebagian contoh kecil aja..masih ada lagi yang lain. Bahkan yang unik terjadi di Bumi Cendrawasih dimana 2 tim dari Timur
Indonesia ini yaitu Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena dimana masing2
kelompok suporternya seringkali terlibat konflik dalam setiap
pertandingannya..tapi uniknya bila salahsatu dari tim ini bertanding
dengan tim dari luar daerah mereka para suporter ini seakan bersatu
mendukung tim tuan rumah..Unik kan? :)
Ini sedikit tulisan saya tentang Hooligans di dunia sepak bola,semoga di era Sepak Bola MOdern ini tidak ada lagi kiash Hooliganisme ya :))
No comments:
Post a Comment